1. Judul Penelitian
ANALISIS STRATEGI POTENSI PEMBINAAN OLAHRAGA PRESTASI
DI DAERAH KABUPATEN PINRANG DALAM MENYONGSONG PEKAN OLAHRAGA DAERAH YANG KE XIV
DI KABUPATEN PANGKEP TAHUN 2010
2. Latar Belakang
Sebagaimana
diamanahkan dalam Undang-Undang No.25 Thn 2000 (selanjutnya disingkat UU
No.25/2000) tentang program pembangunan nasional (PROPENAS) tahun 2000 sampai
2004 khususnya dalam bidang olahraga adalah :
Program
pengembangan dan keserasian kebijakan olahraga
1. Program pengembangan dan keserasian kebijakan
olahraga
2. Program pemasyarakatan olahraga
3. Program pemanduan bakat dan bibit olahraga
4. Program peningkatan prestasi olahraga
Ditambah Undang-Undang Republik Indonesia
nomor 3 tahun 2005 tentang system keolahragaan nasional. Kemudian berjalannya
otonomi daerah yang memberikan motivasi kepada kita semua dalam rangka
pengembangan suatu wilayah dalam sauna yang kondusif dan dalam wawasan yang
demokratis dilanjutkan lagi dengan adanya kebijakan bupati Kabupaten Pinrang
yang berfokus pada peningkatan sumberdaya manusia masyarakat Kabupaten Pinrang
khususnya pada bidang pendidikan jasmani dan olahraga di sekolah-sekolah dan
masyarakat sebagai subsistim pendidikan secara menyeluruh yang nantinya dapat
meningkatkan kualitas fisik, karakter, etika, disiplin, dan kepribadian
masyarakat Pinrang.
Tolak ukur
keberhasilan pembinaan prestasi olahraga yang dicapai oleh Kabupaten Pinrang
pada pekan olahraga daerah (PORDA) dari tahun ke tahun mengalami peningkatan,
walaupun pada pekan olahraga daerah di Kabupaten Bone sedikit mengalami
peningkatan peringkat yaitu dari peringkat ke XXII di Kabupaten Palopo dan di
Kabupaten Bone peringkat ke VIII namun perolehan medali tersebut tidak
signifikan. Pada pekan olahraga daerah ke XIII di Kabupaten Bone kabupaten pinrang
meduduki peringkat ke VIII dengan medali
emas 7 dari total medali emas yang di perebutkan 296 medali emas. Pada
medali perak 9 dari total medali perak yang di perebutkan
296 medali perak sedangkan medali perunggu 28 dari total medali perunggu yang di
perebutkan 398 medali perunggu
Ditambah lagi dengan adanya kebijakan
bupati Kabupaten Pinrang yang berfokus pada peningkatan sumberdaya manusia
masyarakat Kabupaten Pinrang khususnya pada bidang pendidikan jasmani dan
olahraga di sekolah-sekolah dan masyarakat sebagai subsistim pendidikan secara
menyeluruh yang nantinya dapat meningkatkan kualitas fisik, karakter, etika,
disiplin, dan kepribadian masyarakat Pinrang.
Berdasarkan
prestasi yang dicapai Kabupaten Pinrang pada pekan olahraga daerah yang ke XIII
di Kabupaten Bone tahun 2006, maka sangat jelas bahwa perlu ada keserasian
antara pemerintah kabupaten dan para pemegang kebijakan yang ada di Kabupaten
Pinrang dalam pengembangan olahraga prestasi, guna mendukung program
keolahragaan. Hal ini dimaksudkan agar terjadi sinergi dalam pengembangan
olahraga prestasi di Kabupaten Pinrang dan efisiensi penggunaan dana
peningkatan prestasi olahraga.
Beberapa
factor yang sangat berpengaruh dalam pengembangan olahraga prestasi di Kabupaten Pinrang :
1.
Sumberdaya
manusia olahraga (pelatih, atlit, wasit dan pengurus olahraga )
2.
Sarana
dan prasarana
3.
Kebijakan
pemerintah daerah Kabupaten Pinrang
4.
Kinerja
organisasi
Namun demikian factor potensi wilayah dan
jumlah penduduk turut menunjang didalamnya.
Kabupaten Pinrang mempunyai luas wilayah 1.961,77 km2 persegi
dan wilayah sebelah barat berbatasan: Selat Makassar dan Kabupaten Poliwali
Mandar, wilayah sebelah timur berbatasan: Kabupaten Engrekang dan Kabupaten
Sidrap, wilayah sebelah selatan berbatasan: Kota Pare-Pare dan wilayah sebelah
utara: Kabupaten Tanatoraja. dengan
jumlah penduduk ± 313.801 jiwa, dengan jumlah laki-laki 156.405 jiwa dan jumlah perempuan
157.396 jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk 8,45 % yang tersebar 12 kecamatan
104 desa dan kelurahan. Sumber penghasilan masyarakat pinrang dari sector
pertanian: (data BPS Sul Sel tahun 2006). Faktor- factor ini perluh
diakomodasikan oleh KONIDA Kabupaten Pinrang
dalam suatu program jangka panjang .
Dari berbagai program pembinaan olahraga prestasi
10 tahun terakhir belum memperlihatkan hasil yang maksiamal. Penetapan cabang olahraga perioritas atau unggulan
seharusnya ditetapkan berdasarkan sumber daya manusia olahraga (pengurus,
pelatih, wasit dan atlet), sarana dan prasarana olahraga yang dimiliki dan
kebijakan pemerintah dalam penyediaan dana pembinaan olahraga prestasi.
Di kabupaten
pinrang di perlukan suatu komitmen yang tinggi dan di tindak lanjuti oleh
kebijakan pemerintah dalam penyediaan dana pembinaan prestasi olahraga serta
transparansi yang akuntabel didalam pengembangan potensi pembianaan olahraga
prestasi.
Sehubungan dengan itu, pemerintah daerah dan
komite olahraga nasional Indonesia kabupaten pinrang sebagai badan pengelolah
tertinggi dalam pengembangan olahraga prestasi di daerah perluh menyikapi
fenomena ini dan membuat langkah-langkah strategis untuk pengembangan olahraga
prestasi di kabupaten pinrang . Salah satu langkah yang mendasar perluh
dilakukan adalah perluhnya data empirik tentang
sumber daya manusia (atlet, pelatih, dan
pengurus cabang olahraga). Sarana –
Prasarana Olahraga, Kebijakan Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang dan pendanaan
dalam menetapkan strategi untuk mempersiapkan potensi pembinaan prestasi
olahraga daerah Kabupaten Pinrang dalam menyongsong Pekan Olahraga Daerah yang
Ke XIV di Kabupaten Pangkep tahun 2010
2.
Rumusan
Masalah
- Cabang olahraga apa yang perluh dibina untuk persiapan PORDA ke XIV di Kabupaten Pangkep 2010?
- Faktor-faktor apa yang perluh dibenahi untuk persiapan PORDA ke XIV di Kabupaten Pangkep 2010?
4. Tujuan Penelitiaan
Tujuan yang ingin di capai dalam penelitian
ini adalah :
- Untuk
mengetahui dan mendeskripsikan kondisi sumberdaya manusia olahraga yang di
miliki pada cabang olahraga prestasi di kabupaten pinrang.
- Untuk
mengetahui dari kondisi sarana-prasarana yang dimiliki pada cabang
olahraga prestasi di kabupaten pinrang.
- Untuk
mengetahui kebijakan pemerintah menetapakan dana Anggaran Pendapatan
Belanja Daerah (APBD) dalam meningkatkan prestasi olahraga di Kabupaten
Pinrang.
- Untuk mengetahui
kinerja organisasi terhadap pembinaan prestasi pada cabang olahraga di
Kabupaten Pinrang.
5. Manfaat Penelitian
1. Manfaat bagi pemerintah daerah kabupaten
pinrang dan KONI Kabupaten Pinrang
a. Menjadi acuan dalam membuat dan menetapkan
kebijakan bagi pemerintah Kabupaten Pinrang dalam pengembangan olahraga
prestasi olahraga dalam menyongsong pekan olahraga daerah ke XIV di Kabupaten
Pangkep.
b. Menjadi acuan dalam menetapkan pemetaan
cabang olahraga prestasi di Kabupaten Pinrang
c. Dapat menjadi acuan dalam menyusun dan
menetapkan program pembinaan jangka panjang KONI Kabupaten Pinrang menyongsong
pekan olahraga daerah ke XIV di Kabupaten Pangkep tahun 2010 dan pekan olahraga
daerah tahun 2014
2. Manfaat bagi pengurus cabang olahraga:
a.
Dapat
menjadi acuan dalam menyusun program peningkatan kualitas pengurus dan pelatih
dan atlet.
b. Dapat menjadi dasar dalam memperbaiki dan
meningkatkan kualitas manajemen cabang olahraga prestasi sehingga dapat
mendorong atlet untuk berprestasi yang lebih tinggi.
3. Menjadi bahan informasi bagi instansi
terkait.
4. Menjadi bahan informasi bagi guru olahraga
dan pelatih olahraga agar dapat meningkatkan SDM karirnya.
5. Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan
acuan untuk peneliti selanjutnya dengan harapan dapat di kembangkan dengan
variable dan permasalahan yang lebih luas.
6. Bagi peneliti agar lebih terampil dalam
meneliti, memiliki sikap percaya diri, tingkah laku, kepribadiaan semakin
matang serta bertambahnya pengetahuan itu sendiri.
6. Tinjauan Pustaka
6.1. Potensi Olahraga Prestasi
Pengembnagan
olahraga sampai sekarang ini mengalami perubahan sesuai dengan perkembanagan
dan penerapan teknologi dalam olahraga. IPTEK olahraga memang tidak bisa di
pungkiri sebagai salah satu factor yang mempengaruhi defenisi atau pengertiaan
olahraga sampai sekarang ini..
Dewasa ini
semakin sukar dipisahkan muatan teknologi yang menggabungkan otot dan mesin
temuan ilmiah melahirkan olahraga yang berorientasi teknologi (techno sport).
Pada tingkat Internasional masih dihadapkan pada kesulitan menetapkan defenisi
olahraga yang dapat memuaskan banyak orang, sehingga sampai sekarang ini
ditemukan defenisi olahraga yang beragam, sesuai dengan sudut pandang disiplin
ilmu keolahragaan yang digunakan memahami fenomena olahraga.
Walaupun
pengertian olahraga masih beragam namun esensi pengertian olahraga kebanyakan
berkaitan dengan tiga unsure pokok yaitu; bermaian, latihan fisik dan
kompotensi. Defenisi olahraga yang di rumuskan dewan Eropa (1980)
“olahraga sebagai aktivitas spontan, bebas dan dilaksanakan selama waktu
luang” Pengertian ini merupakan interpretasi yang masih bersifat umum yang
kemudian digunakan sebagai dasar bagi gerakan “Sport For All”.
Dari
pengertian olahraga ini memberikan keluasan melaksanakan aktivitas olahraga
sebagai suatu aktivitas olahraga yang tidak mengandung pengertian olahraga
kompetitif.
Pengembangan
olahraga prestasi sangat kompleks, sehingga memerlukan waktu yang panjang untuk
menghasilkan suatu prestasi pada tingkat dareah , nasioanal dan Internasional.
Waktu yang panjang juga tidak cukup, jika tidak didukung oleh suatu program
latihan secara bertahap dan berkelanjutan serta membutuhkan dana yang cukup.
Untuk itu dalam pengembangannya dimulai dari pemassalan melalui pendidikan
jasmani dan olahraga di sekolah-sekolah dasar, kemudian dilanjutkan dengan
pembinaan spesialisasi olahraga pada usia dini, pemantapan dan pembinaan lebih
lanjut.
Menurut Komite
Olahraga Nasional Indonesia Pusat (2004) bahwa pola pembinaan dan pengembangan
olahraga di Indonesia menggunakan pola piramida terbalik yaitu: dimulai dari
pemassalan melalui sekolah-sekolah dan masyarakat, kemudian talent scouting
(Pemandu Bakat), Pembinaan spesialisasi cabang olahraga di klub-klub, tahap
pemantapan prestasi, dan terakhir penghalusan prestasi (berprestasi Nasional
dan Internasional).
Dalam pengembangan olahraga
prestasi di Kabupaten Pinrang ini memerlukan partisipasi dan pengorbanan dari
berbagai pihak, karena pemerintah secara keseluruhan belum mampu menyiapkan
dana. Walaupun demikian pola pembinaan prestasi yang dianut di seluruh
Kabupaten Pinrang haruslah sama sehingga terjadi sinergi sehingga hasilnya
dapat maksimal. Propenas (2000) menjelaskan pentingnya keserasian kebijakan
pengembangan olahraga antara pemerintah pusat dan daerah, demikian juga dengan
pemasyarakatan olahraga pendidikan jasmani, perlunya dilakukan pemanduan bakat
dan pembibitan usia dini serta peningkatan prestasi olahraga.
Dalam pengembangan olahraga
prestasi di Kabupaten Pinrang ada beberapa faktor yang saling mempengaruhi
yaitu sumberdaya manusia (atlet, pelatih dan pengurus cabang olahraga), sarana
prasarana, dan kebijakan pemerintah daerah dan dana.
Menurut litbang KONI Pusat
(2004) bahwa ada beberapa komponen yang menentukan tercapainya prestasi tinggi
dalam olahraga prestasi yaitu ; keadaan teknik peralatan/sarana - prasarana
olahraga, keadaan pertandingan, keadaan psikologi atlet, keadaan kemampuan
keterampilan atlet, keadaan kemampuan fisik atlet, keadaan konstitusi tubuh dan
keadaan kemampuan taktik/strategi.
Jika disimak pendapat
tersebut, maka dapat dijelaskan bahwa komponen teknis
peralatan/sarana-prasarana olahraga yang dimaksudkan adalah suatu
peralatan/sarana-prasarana olahraga yang memenuhi syarat untuk digunakan dalam
latihan dan pertandingan. Hal ini dimaksudkan bahwa jika seorang atlet yang
tidak menggunakan peralatan/sarana-prasarana olahraga yang representatif atau up
to date (sesuai perkembangan IPTEK olahraga yang mutakhir), maka
sulit seorang atlet dapat berkompetisi dengan atlet lainnya yang telah lama
menggunakan peralatan/sarana-prasarana olahraga yang up to date.
Kemudian yang dimaksudkan
dengan keadaan pertandingan adalah suatu kondisi dimana seorang atlet dapat
melakukan adaptasi terhadap tempat, situasi, periodisasi, jumlah pertandingan,
pelatih yang menangani, jumlah penonton, sponsorship dan tingkat persaingan
antar atlet. Keadaan psikologi adalah suatu tingkatan percaya diri, motivasi
rasa cemas dan rasa aman terhadap masa depan yang dimiliki atlet untuk dapat
berprestasi tinggi.
Keadaan kemampuan fisik,
keterampilan, komposisi tubuh dan kemampuan taktik/strategi adalah suatu
keadaan tingkat sumberdaya manusia yang dimilki atlet. Kemampuan keterampilan
adalah suatu tingkatan keterampilan yang dimilki atlet sesuai cabang
olahraganya, keadaan kondisi fisik adalah suatu tingkatan kondisi fisik yang
dimilki atlet untuk dapat berprestasi atau mengikuti pertandingan tingkat
daerah, nasional dan internasional.
Komposisi tubuh adalah
suatu kondisi antrophometrik tubuh dan bakat yang dimilki atlet untuk
dapat berprestasi tinggi pada cabang olahraganya dan keadaan taktik/strategi
adalah suatu kodisi tingkatan pengetahuan taktik/strategi yang dapat diterapkan
atlet dalam suatu pertandingan untuk dapat meraih prestasi tinggi.
6.2. Potensi
faktor pembinaan Olahraga Prestasi di Tinjau Aspek Sumberdaya Manusia
Sumber daya
manusia yang di miliki suatu daerah menempati kedudukan paling strategik dan
penting diantara sumber daya lainnya. Sumber daya manusia yang mengalokasikan
dan mengelolah segenap sumber daya lainnya, bagaimanapun berlimpahnya kondisi
sumber daya lainnya tanpa didukung oleh sumber daya manusia yang
berkualitas.Sumber daya manusia adalah model dasar pembangunan nasional pada
umumnya dan peningkatan prestasi olahraga pada khususnya Pengembangan olahraga prestasi kompleks, untuk
itu di perlukan sumberdaya manusia yang berkualitas.komponen sumberdaya manusia
yang dimaksudkan adalah atlet dan pelatih.
Menurut
Harzuki (2003) bahwa setiap organisasi olahraga sangat tergantung pada
orang-orang yang mengambil perang dari organisasi misalnya; administrator,
pengumpul atau penyandang dana, perencana, wasit ,pelatih, atlet dan ahli sport
medicine. Komponen-komponen sumber daya manusia ini sangat menentukan
tingkat keberhasilan pengembangan olahraga prestasi di suatu kabupaten.
Di Kabupaten
Pinrang sumber daya manusia seperti ini mungkin sudah ada, merupakan potensi
besar bagi daerah Kabupaten Pinrang di masa datang, namun kualitas sumber daya
manusia tersebut belum diketahui. Bagaimanakah kondisi kualitas atlet,pelatih
dan pengurus olahraga? untuk jelasnya akan diuraikan komponen-komponen SDM
sebagai berikut:
A. Potensi Atlet
Sumber daya
atlet memiliki peran yang sangat strategis dalam pola pembinaan olahraga,karena
atlet adalah merupakan objek yang menjadi factor yang berpengaruh terhadap
berhasil tidaknya suatu cabang olahraga dapat berprestasi merupakan sesuatu
yang mutlak harus dimiliki oleh suatu cabang olahraga, sehingga dapat mencapai
prestasi yang optimal. Atlet adalah seseorang yang telah melakukan pelatihan
dari salah satu cabang olahraga secara kontinyu dalam waktu tertentu serta
telah menunjukkan peningkatan prestasi secara terhadap.Atlet dunia telah mulai
berlatih sejak usia dini yaitu umur 8 sampai umur 10 tahun dan mencapai
prestasi puncak pada umur 18 sampai umur 20 tahun. Mekanisme pembinaan olahraga
prestasi semestinya dimulai dari tahap pemanduan bakat (talent scouting).
Khusus dalam pemilihan calon atlet di daerah tidak terlepas dari kegiatan alami
atau apa kegiatan sehari-hari yang dilakukan di daerah tersebut, kondisi alam,
disamping kemauan atau keinginan calon atlet tersebut.
B. Potensi Pelatih Cabang Olahraga
Pelatih adalah suatu sosok yang kadang dipuja dan kadang dicaci.hal ini
sngat tergantung pada keberhasilannya meningkatkan prestasi atletnya.pelatih
adalah orang yang secara sadar ,berkemauan keras ,terlibat dengan proses
pelatihan untuk menekuni cabang olahraga yang disenaginya.menjadi pelatih
adalah pekerjaan yang unik, di dalamnya terbentang luas aspek garapan yang
sarat dengan tantangan, persaingan, aspek peningkatan diri, peningkatan
kemampuan, menjaga dan memelihara kewibawaan, terampil berkomunikasi, cermat
mengambil keputusan dan masih banyak lagi aspek pendukung yang kesemuanya
bermuara pada upaya untuk sukses dalam bertugas sebagai pelatih.
Pelatih mempunyai tugas yang berat dalam melaksanakan suatu kepelatihan
cabang olahraga, namun tugas tersebut bila berhasil mencapai prestasi yang di
inginkan akan menjadi mulia dan terhomat
di masyarakat.
Tugas utama seorang pelatih adalah membantu atlet untuk meningkatkan
prestasinya setinggi mungkin. Atlet menjadi juara disebabkan karena ada hasil
konvergensi antara atlet yang berbakat
dan proses pembinaan yang benar dengan
perbandingan sumbangan atlet 60% dan porsi pembinaan 40%, atlet juara lahir dan
dibuat(Harsono,1988:31)
Selanjutnya
Harsono (1988:32) mengemukakan ada tiga hal yang menunjang suksesnya seorang
pelatih:
1. Latar belakang pendidikan dalam ilmu –ilmu
yang erat hubunganya dengan olahraga.
2. Pengalaman dalam olahraga , baik sebagai
atlet dunia maupun sebagi pelatih.
3. Motivasi untuk senantiasa memperkaya diri
dengan ilmu pengetahuan, yang mutakhir mengenai olahraga .
Bompa
(1994) mengemukakan bahwa ada berapa aspek yang Perlu diperhatikan seorang
pelatih dalam melaksanakan tugasnya sebagi seorang pelatih yaitu:
1) Aspek teknik adalah suatu latihan teknik yang
bertujuan untuk mempermahir keterampilan teknik-teknik gerakan spesialisasi
masing-masing cabang olahraga, agar dengan demikian setiap keterampilan gerak
dapat dengan demikian setiap keterampilan gerak dapat dilakukan sebaik mungkin.
2) Aspek taktik adalah suatu latihan taktik yang
dilakukan dengan tujuan untuk menumbuhkan perkembangan daya tafsir dan
kemampuan berpikir taktis dari para atlet.
3) Aspek fisik adalah suatu latihan fisik yang
dilakukan dengan tujuan untuk mempersiapkan fisik atlet menhadapi stress-stres
fisik dalam latihan den perbandingan.
4) Aspek mental adalah suatu latihan mental yang
diberikan kepada atlet dengan tujuan untuk meningkatkan perkembangan mental
atlet.Latihan ini tidak kurang pentingnya dari perkembangan ketiga faktor
diatas. Latihan mental lebih menekankan pada perkembangan kedewasaan atlet
serta perkembangan emotional impulsive. misalnya motivasi berlatih,
semangat bertanding, sikap pantang menyerah, percaya diri, sportivitas,
keseimbangan, kemampuan meredam anxiety dan sebagainya.
Bahwa
kompetensi diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan dan kamampuan yang di
kuasai oleh seseorang yang telah menjadi bagian dari dirinya, sehingga ia dapat
melakukan prilaku-prilaku kognitif, efektif, dan psikomotorik dengan
sebaik-baiknya.
Kecakapan melatih paling memiliki tiga kompenen yang
saling berhubungan yaitu pengetahuan, kompetensi atau kerampilan, sikap dan
filosofi, setta personality (kepribadian)
C. Potensi Pengurus Cabang Olahraga
Dalam pelaksanaan manejemen
organisasi olahraga diperlukan tingkat sumber daya manusia yang baik, karena
organisasi olahraga merupakan orgnisasi semi formal. Kinerja organisasi di ukur dari prestasi yang telah di capai. Organiasasi membutuhkan manejemen
yang efektif untuk mencapai tujuan secara efektif dan efesien, dengan mencapai
prestasi yang di ukur dengan criteria yang relevan.
Kegiatan-kegiatan organisasi olahraga
diarahkan untuk mengurus berbagai kebutuhan dalam pembinaan peningkatan prestasi
atlet.
Manajemen olahraga dibagi dua bagian yaitu manajemen olahraga pemerintah
(berada dalam mata anggaran DEPDIKNAS, DEPDAGRI) dan Manajemen olahraga swasta (KONI. Instansi terkait dan dukungan
masyarakat )
Animo masyarakat terhadap
pembinaan olahraga prestasi, kemauan dan kerelaan masyarakat dalam membantu
pengembangan olahraga sangat dibutuhkan. Organisasi adalah kinerja sama antara
dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Sedangkan kinerja organisasi adalah aktivitas dan tanggung jawab pengurus untuk
memajukan lembaga yang diurusnya.
6.3.
Potensi faktor pembinaan Olahraga Ditinjau dari Aspek Sarana-Prasarana
Pengembangan
olahraga prestasi juga didukung oleh adanya sarana-prasarana yang memadai atau
sesuai dengan standar yang digunakan dalam pertandingan resmi cabang olahraga
tersebut.
Menurut
Direktur Pendidikan Dasar, (1999:38) bahwa sarana dan prasarana merupakan
faktor pendukung keberhasilan pembinaan olahraga, yang harus tersedia bagi setiap
upaya peningkatan prestasi sebagai tujuan utama pembinaan olahrga.
Menurut Harzuki,
(2003) bahwa sumber daya sarana-prasarana dalam olahraga dibagi menjadi dua
yaitu: sumberdaya materi dan sumberdaya fasilitas. Sumberdaya materi terdiri
atas pralatan administrasi kantor, alat dan sumber daya fasilitas terdiri dari
sarana olahraga (dan gedung/tempat latihan atlet), dan peralatan kesehatan.
Menurut
Purnomohadi, (2003) mengatakan bahwa kebutuhan sarana dan prasarana perlu
memperhatikan tiga faktor:
1. Kualitas
2. Kuantitas
3. Dana
Untuk sumberdaya fasilitas terdiri atas:
(1) atlet dan (2) pelatih. Untuk atlet terdiri atas: pemondokan dan maknan yang
baik dan dekat dengan lokasi latihan, akses pada kesempatan pendidikan yang
memadai, akses dengan transportasi mudah, akses pada kesempatan pendidikan yang
memadai, akses dengan tempat kerja yang relatif dekat, dukung masyarakat,
termasuk dukungan dari media.
Untuk pelatih terdiri atas,
akses terhadap sumberdaya personil yang cukup seperti asisten peltih, manajer
dan ahli sport medicine, akses pada fasilitas dan pelayanan untuk semuanya
seperti ruang belajar, ruang latihan beban dan peralatannya.
6.4. Potensi faktor pembinaan Olahraga Prestasi di tinjau
dari Aspek Kebijakan Pemerintah
Untuk mengembankan
olahraga prestasi di Kabupaten Pinrang memang tidaklah Mudah, karena persoalannya sangat kompleks
dan menuntut komitmen tinggi dari semua unsur yang terlibat didalamnya dan hal
ini sangat berbeda dengan daerah lain.
Noerbai (2003) mengemukakan
bahwa di negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Jerman, Rusia dan Eropa
lainnya, olahraga sudah merupakan suatu kebutuhan bagi masyarakat, sehingga
masyarakat sendiri yang mendirikan klub-klub dan masuk menjadi anggota pada
perkumpulan-perkumpulan untuk melakukan aktiptas fisik, jadi olahraganya tumbuh
dari bawah.
Selanjutnya
dikemukakan juga bahwa kalau di Indonesia
pengembangan olahraga prestasi haruslah dimulai dari atas atau dari pimpinan
Negera (kebijakan pemerintah pusat dan daerah) dan untuk mengembangkan masih
harus melakukan negosiasi yang baik dengan pemerintah, sehingga anggaran yang
dibutuhkan bisa disiapkan oleh pemerintah (Noerbai, 2003).
Menurut Suhantoro (2003)
bahwa kini tibalah saatnya Pemerintah Kabupaten mengambil langkah pembaharuan
dan modernisasi pembinaan olahraga Nasional. Semacam revolosi yang harus
dilakukan; tidak lagi defensif menereima laporan begitu saja dari induk
organisasi cabang olahraga, namun diperlukan tindakan lebih ofensif, agar
Pemerintah Kabupaten aktif sejak
permassalan, pembibitan, pembinaan intesif, seleksi bibit atlet elit didalam
mempersiapkan program jangka pendek dan jangka menengah, untuk memenuhi
komitmen daerah, Nasional, Internasional.
Dari uraian di atas, maka
dapat disimpulkan bahwa pengembangan olahraga prestasi di Kabupaten masih tergantung pada pola kebijakan
pemerintah ditingkat provinsi dan
dukungan dari masyarakat, kebijakan pemerintah dan dukungan masyarakat berupa
penyediaan dana yang cukup pada Anggaran Pendapatan Belanja Daerah, sehingga
proses pembinaan atlet dapat berjalan secara sistematik, kontinyu dan
berkesinambungan.
6.5. Potensi faktor
pembinaan olahraga prestasi ditinjau
dari Kinerja organisasi
Dalam olahraga sangat dibutuhkan
suatu manajemen olahraga dimana manajemen olahraga terbagi dalam 2 bagian
manajemen olahraga pemerintah dan manajemen olahraga swasta.
Organisasi merupakan suatu wadah atau
alat untuk mencapai tujuan organisasi Anwar Pasau (2006). Dalam suatu
organisasi harus dapat menampung berbagai program kegiatan yang telah di
rancang untuk mencapai tujuaan organisasi. Harsuki (2002) Menyatakan nilai
suatu organisasi tergantung pelaku organisasi itu sendiri. Dalam upaya
meningkatkan prestasi atlet maka kinerja organiasi keolahragaan harus
ditingkatkan kualitasnya baik ditingkat pusat maupun daerah. Peningkatan
prestasi olahraga dapat di tingkatkan semaksimal mungkin dengan memperhatikan
kinerja organisasi pada masing-masing cabang olahraga. Organiasi dan manajemen
olahraga harus kondusif yang dilakukan dengan efisien dan efektif.
6.6. Kerangka Pikir Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan kajian teori yang telah
dikemukanan maka disusun kerangka pikir penelitian sebagai berikut :
Pada dasarnya rancangan suatu program dalam pencapaian
hasil yang maksimal di perlukan langkah-langkah pengembangan strategi pembinaan
olahraga potensial yang komplit dan didukung oleh Sumberdaya manusia, sarana
prasarana, kinerja organisasi dan kebijakan pemerintah dalam hal dana. Ketika
ini dilaksanakan secara menyeluruh dan berkesinambungan maka akan mendapatkan
hasil yang maksimal.
7.
Metode Penelitian
7.1.
Jenis Penelitian dan Lokasi
Jenis Penelitian ini adalah deskriptif
Lokasi Penelitian di Kabupaten Pinrang
7.2.Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini variabel yang di teliti
adalah :
- Olahraga
prestasi
- Faktor
pendukung olahraga prestasi adalah
- Kondisi
sumber daya manusia (pelatih, atlet dan pengurus cabang olahraga) di kabupaten
- Kondisi sarana-prasarana
olahraga
-
Kebijakan pemerintah daerah
-
Kinerja organisasi
7.3.
Definisi operasional variabel pada penelitian ini adalah :
- Olahraga
prestasi adalah suatu cabang olahraga yang dibina secara continyu dan
sistimatis
- Faktor
pendukung olahraga prestasi adalah
- Sumber daya manusia olahraga adalah kondisi kualitas atlet dan pelatih
.
- Sarana dan prasarana olahraga ialah
fasilitas atau alat yang di perlukan untuk penilaian mengenai ketersediaan,
kelayakan, kelengkapan, keterjangkauan, keefektifitasan stadion olahraga,
gedungh olahraga, lapangan olahraga, kolam renang dan lain-lain.
- Kebijakan pemerintah kabupaten adalah
Suatu keputusan yang di keluarkan oleh
pemerintah dalam mendukung upaya peningkatan prestasi olahraga di daerah dengan adanya cabang olahraga prioritas dan
tersedianya dana dalam Anggaran Pendapatan
Belanja Daerah (APBD) Kabupaten untuk membiayai pengembangan cabang
olahraga yang di pertandingkan pada pekan olahraga daerah ke XIV di Kabupaten
Pangkep.
- Kinerja organisasi adalah suatu bentuk
kerjasama dalam sistem mengenai pekerjaan yang dirumuskan dengan cara efisien
dan efektif dalam membangun organisasi.
Organisasi adalah institusi yang melakukan perencanaan, rekruitmen dan
pengembangan sumber daya manusia
7.4. Objek/Sasaran dan Informan Penelitian
1. Objek/Sasaran
Objek penelitian ini adalah potensi pembinaan olahraga
prestasi yang ada di daerah kabupaten
Pinrang . Dalam rangka pengembangan pembinaan olahraga prestasi di kabupaten
pinrang, meliputi beberapa faktor pendukung sarana dan prasarana, sumber daya
manusia terdiri dari atlet, pelatih, guru, olahraga, wasit dan pengurus
organisasi keolahragaan serta kinerja organisasi dan kebijakan pemerintah dalam
hal pendanaan.
2. Informan
Informan penelitian adalah pejabat pada tingkat daerah
yang terlibat langsung dalam pembinaan olahraga. Koentjaraningrat (1997)
menyatakan bahwa istilah informan digunakan dalam penelitian ini karena orang
yang memberi keterangan mempunyai pengetahuan luas mengenai situasi di
lapangan. Maka yang menjadi sasaran adalah pejabat dinas pendidikan, pengurus
KONIDA, guru olahraga, atlet wasit, pelatih. Tokoh masyarakat, tokoh olahraga
serta orang-orang yang berkompeten atau terlibat langsung dalam pembinaan
olahraga, dalam hal ini mereka dapat memberikan informasi atau data mengenai
potensi-potensi yang dimiliki daerah.
7.5. Teknik dan Prosedur Pengumpulan Data
Untuk
memperoleh data sehubungan dengan variabel dalam penelitian ini. Maka digunakan
teknik-teknik pengumpulan data sebagai berikut:
1.
Angket
a.
Angket sarana dan prasarana
Angket sarana
dan prasarana digunakan untuk mengetahui jumlah sarana olahraga, sarana dan
prasarana daerah, nasional dan internasional, sarana dan prasarana yang tidak
layak digunakan karena alasan rusak, peralatan-peralatan berat olahraga, gedung
olahraga (hall) kolam renang, kondisi alam.
b.
Angket atlet
Angket atlet
digunakan untuk memperoleh data tentang penjaringan atlet, jumlah atlet umum
dan pelajar daerah, atlet nasional, atlet internasional masing-masing cabang
olahraga, dan prestasi yang sudah dicapai pada masing-masing cabang olahraga
selama lima tahun terakhir.
c. Angket wasit
Angket wasit
digunakan untuk memperoleh data tentang jumlah wasit pada masing-masing cabang
olehraga, kursus yang pernah diikuti, kualifikasi wasit serta prestasi pada masing-masing
cabang olahraga yang bersangkutan serta keterlibatan dalam pembinaan olahraga
serta jumlah wasit yang aktif tetapi belum mempunyai sertifikat.
d.
Angket Pelatih
Angket pelatih
digunakan untuk mengetahui jumlah pelatih daerah nasional dan internasional,
kualifikasi, kursus kepelatihan, prestasi pelatih yang pernah dicapai pada
masing-masing cabang olaraga yang bersangkutan dan pelatih belum mempunyai
sertifikat.
e. Angket guru olahraga
Angket guru
olahraga digunakan untuk memperoleh data tentang jumlah sekolah, jumlah guru
olahraga, guru mengajar pendidikan jasmani bukan jurusan olahraga, pendidikan
terakhir guru penjaskes dan keterlibatan dalam pembinaan olahraga, jumlah
sekolah yang aktif kegiatan ektrkurikuler olahraga.
f. Angket kinerja organisasi
Angket kinerja
organisasi digunakan mengetahui cabang olahraga yang dikembangkan dan dibina,
mempunyai organisasi atau tidak. Jumlah klub yang aktif pada masing-masing
induk organisasi yang ada di setiap kecamatan. Cabang olahraga/klub yang dibina
dalam KONIDA, swasta dan masyarakat. Olahraga yang berkembang namun pengurusnya
belum dilantik, olahraga yang berkembang namun kurang peminatnya, olahraga yang
banyak diminati para pelajar dan msayarakat umum. Pada angket ini juga untuk
memperoleh data tentang atlet yang sering dikirim untuk mengikuti pertandingan,
induk organisasi yang sering mengadakan kejuaraan dan kejuaran antar apa yang
sering diadakan serta data tentang peringkat percabang cabang olahraga.
g.
Angket dana
Angket dana
digunakan untuk memperoleh data tentang sumber-sumber pendanaan terhadap
pembinaan olahraga, berapa kali diberikan bantuan, dalam bentuk apapun bantuan
itu diberikan, perhatian pemerintah
tentang atlet yang berprestasi tingkat daerah, nasional dan tingkat
internasional, serta jumlah cabang olahraga yang didanai langsung dari
pemerintah, perusahaan, KONI, BUMN, dan swadaya masyarakat.
H. Angket pemerintah
Angket yang digunakan untuk memperoleh data tentang
sampai sejauh mana kebijakan pemerintah dalam pembinaan olahraga prestasi di
kabupaten Pinrang
2. Wawancara
Teknik
wawancara digunakan untuk memperoleh data atau keterangan secara lisan dari
seseorang sebagai pelengkap tentang kinerja organisasi, sumber daya manusia dan
sistem pembinaan olahraga prestasi yang dikembangkan pada daerah tersebut.
Olahraga yang ingin dikembangkan pada daerah tersebut. Olahraga tradisional
yang banyak diminati masyarakat. Pada penelitian ini wawancara dilakukan
terhadap tokoh masyarakat, unsur pemerintah dan pengurus KONI daerah.
3.
Dokumentasi
Teknik dokumentasi digunakan untuk
mengumpulkan atau memuat data tentang sarana dan prasarana, hasil perolehan
medali masing-masing daerah pada cabang olahraga yang pernah dicapai atlet
dalam PORDA. Teknik dokumentasi ini juga melihat prestasi yang pernah dicapai
oleh daerah maupun nasional. Data tersebut akan memperkuat hasil penelitian
sehubungan dengan permasalahan yang telah dikemukakan dalam penelitian ini.
4. Observasi
Teknik
pengumpulan data dengan observasi adalah mengamati peristiwa atau situasi yang
terjadi oleh calon peneliti. Hal ini ditujukan untuk mengamati secara langsung
sarana dan prasarana, kondisi geografis, kebiasaan atau kegiatan alami yang
dilakukan umumnya penduduk setempat yang memungkinkan ditransfer ke dalam suatu
cabang olahraga.
7.6.
Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini, menggunakan rancangan analisis SWOT
dengan menggunakan matriks TOWS. SWOT
adalah singkatan dari bahasa Inggris STRENGTHS (Kekuatan),
WEAKNESSES (Kelemahan), OPPORTUNITIES
(Peluang) dan THREATS (Ancaman). Analisa SWOT berguna
untuk menganalisa faktor-faktor di dalam organisasi yang memberikan andil
terhadap kualitas pelayanan atau salah satu komponennya sambil mempertimbangkan
faktor-faktor eksternal.
Analsis SWOT
dapat dibagikan dalam lima langkah:
1.Menyiapkan sesi SWOT.
2. Mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan.
3. Mengidentifikasi kesempatan dan ancaman.
4. Melakukan ranking terhadap kekuatan dan kelemahan.
5. Menganalisis kekuatan dan kelemahan.
1.Menyiapkan sesi SWOT.
2. Mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan.
3. Mengidentifikasi kesempatan dan ancaman.
4. Melakukan ranking terhadap kekuatan dan kelemahan.
5. Menganalisis kekuatan dan kelemahan.
.
8. Jadwal Kegiatan
Penelitian
No
|
Kegiatan
Penelitian
|
Ket
|
||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
|||
1
2
3
4
5
6
7
|
Persiapan]
- Penyusunan Proposal
- Pelaksanaan seminar
- Perbaikan/revisi proposal
- Pengurusan izin
- Penyusunan instrumen
- Pengujicobaan instrumen
Pengumpulan data
Pengolahan dan analisis data
Penyusunan laporan penelitian
Pelaksanaan seminar hasil
Perbaikan laporan penelitian
Penyajian laporan (ujian tesis)
|
Ö
|
Ö
|
Ö
Ö
Ö
Ö
Ö
|
Ö
Ö
Ö
|
Ö
Ö
|
Ö
|
9.
Rencana Biaya Penelitian
·
Biaya
persiapan Rp. 1.000.000
·
Biaya
pengumpulan data Rp. 1.000.000
·
Biaya
pengolahan data dan analisis data Rp. 1.000.000
·
Biaya
Pelaksanaan seminar hasil Rp.
750.000
·
Biaya
penyusunan laporan Rp.
700.000
·
Biaya
seminar hasil Rp.
500.000
·
Biaya
perbaikan dan penggadaan Rp
500.000
Jumlah Rp. 5.450.000
10. Daftar Pustaka
Undang-Undang Republik Indonesia No. 3 Tahun 2005. Sistem
Keolahragaan Nasional. Jakarta
Ditjen Olahraga Depdiknas, 2003 Kebijakan Pemerintah Di Bidang
Olahraga. Makassar. Makalah seminar KONI Daerah Sulawesi Selatan.
Porda XIII dan Porcada I 2006 Sulawesi Selatan di Kabupaten Bone
Harzuki, 2003. Manajemen Olahraga. Jakarta
Litbang KONI Pusat, 2004. Struktur Berprestasi Tinggi. Jakarta:
Penerbit Pusat Penataran Litbang KONI Pusat.
Noerbai, 2003. Menyelamatkan Aktivitas Olahraga dari Korban
Apapun. Jakarta: Penerbit PT. Raja Grafindo Persada.
Suhantoro, 2003. Membangun kembali Olahraga Nasional dengan
Pendekatan IPTEK Malang. Jatim: Makalah seminar Universitas Negeri
Malang.
Undang-Undang No. 25 Tahun 2000. Program Pembangunan Nasional
(PROPENAS) Jakarta: Sekretariat Negara Republik Indonesia.
Anwar Pasau. 2006. Manajemen Olahraga. Makassar: Materi
Perkuliahan PPS Pendidikan Jasmani dan Olahraga.
BPS, 2004. Kabupaten Pinrang dalam Angka. Pinrang:
Penerbit BPS Kabupaten Pinrang.
Sudjana, Nana, 1987. Tuntutan Penyusunan Karya Ilmiah.
Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Arikunto, 1992. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan.
Yogyakarta: Bumi Aksa.
J. Salusu, 1996. Pengambilan Keputusan Stratejik untuk
Organisasi Publik dan Organisasi Nonprofit. Jakarta: Penerbit PT.
Grasindo.
Purnomohadi, 2003. Prasarana Olahraga Untuk Menyongsong Hari
Depan Olahraga di Indonesia. Dalam Haszuki (ED) Perkembangan Olahraga Terkini
Kajian Para Pakar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Direktur Pendidikan Dasar, 1999. Sarana Prasanan Olahraga yang
Berkualitas. Makassar: Makalah Seminar KONI Sulawesi Selatan.
Dewan Eropa, 1980. Sport Facilities, Problem Of Planning
Maurizio Clerici inter. Olympic Committee Olympic Solidarity.
Lampiran 1.
KISI
– KISI PERTANYAAN
NO
|
VARIABEL/SUB
VARIABEL
|
INDIKATOR
|
NOMOR
BUTIR SOAL
|
1
|
Sarana dan prasarana
|
|
|
2
|
Sumber daya manusia
|
|
|
pelatih
|
|
||
Guru olahraga
|
|
||
Wasit/juri
|
|
||
Kenerja organisasi
|
|
||
dana
|
|